Entri Populer

Sabtu, 25 Juni 2011

Common Cold Apakah Selalu Virus?

Common cold atau yang sering disebut dengan istilah yang salah, flu, merupakan hal yang sering kita hadapi. Namun apakah benar common cold perlu diatasi dengan antibiotik? Mari kita kenali lebih jauh.
Common cold, atau infeksi saluran napas atas, merupakan infeksi virus pada saluran napas atas yang terkadang dapat mengenai saluran napas bawah. Gejalanya meliputi hidung berair, hidung tersumbat, dan tenggorok gatal atau nyeri. Common cold merupakan penyebab tidak masuk pada pekerja dan anak sekolah. Anak lebih sering terkena common cold karena mereka belum memiliki sistem pertahanan terhadap banyak virus, mereka sulit menjaga kebersihan diri, dan mereka sering berkontak dengan anak
lain yang sedang terinfeksi virus.

Cold disebut common (sering) karena sebagian virus tidak menimbulkan kekebalan jangka lama dalam tubuh, yang artinya kita dapat terinfeksi berulang-ulang oleh virus yang sama; dan satu virus memiliki jenis yang sangat banyak.

Frekuensi terkena common cold bervariasi sesuai usia. Sebuah penelitian yang berlangsung selama 10 tahun pada keluarga dengan anak yang tidak menggunakan fasilitas penitipan anakk menunjukkan bahwa angka kejadian common cold mencapai puncaknya pada usia 1-5 tahun, yaitu dengan frekuensi 7-8 kali setahun. Ayah dan ibu mengalami common cold sekitar 4 kali dalam setahun. Jika anak dititipkan pada fasilitas penitipan anak, maka angka kejadian common cold ternyata lebih tinggi.

Penyebaran virus terutama terjadi di rumah. Virus dapat disebarkan melalui partikel saluran napas yang keluar saat kita bersin dan melalui kontak langsung, misalnya saat berjabat tangan. Sebagian virus lebih mudah disebarkan melalui partikel kecil saat bersin, namun sebagian lagi lebih mudah disebarkan melalui kontak langsung. Bahkan ada virus yang dapat bertahan selama 2 jam di tangan manusia dan beberapa hari di permukaan benda lain.

Walaupun common cold dapat disebabkan oleh berbagai jenis virus, namun gejala yang ditimbulkan tidaklah berbeda. Pada anak yang besar dan orang dewasa, gejala yang kerap timbul adalah hidung berair, hidung tersumbat, dan tenggorok gatal atau nyeri. Pilek awalnya bening, namun dapat menjadi berwarna saat penyakit bertambah berat. Batuk atau bersin dapat juga menyertai. Demam (>38°C) jarang terjadi pada dewasa. Gejala-gejala di atas biasanya mereda dalam waktu 5-7 hari.

Dibandingkan dengan orang dewasa, anak prasekolah lebih sering mengalami demam (>38°C) dan pembesaran kelenjar getah bening di leher. Hidung berair kadang tidak disadari sampai warnanya sudah berubah. Gangguan tidur di malam hari, dan iritabel di siang hari kerap terjadi akibat hidung tersumbat yang mengganggu tidur. Gejala common cold pada anak berlangsung lebih lama, biasanya 10-14 hari.

Saat ini, tidak ada terapi antiviral yang efektif untuk pengobatan common cold. Oleh karena common cold merupakan penyakit yang self-limiting, yaitu sembuh dengan sendirinya, maka pengobatan hanya ditujukan untuk meredakan gejala.

Terapi yang direkomendasikan adalah obat yang spesifik untuk gejala tertentu. Obat semprot hidung yang mengandung dekongestan dapat digunakan, tapi tidak melebihi 3 hari untuk mencegah efek rebound. Bersin-bersin dan hidung berair dapat diredakan dengan antihistamin. Namun tidak semua antihistamin efektif untuk meredakan gejala tersebut.

Antibiotik ternyata tidak memiliki peranan dalam infeksi saluran napas atas yang tidak mengalami komplikasi pada anak. Pemberian antibiotik ditujukan untuk membunuh bakteri dan tidak dapat membunuh virus. Antibiotik tidak mempercepat penyembuhan pada infeksi virus. Antibiotik diindikasikan jika terjadi infeksi bakteri. Untuk menghindari terjadinya kekebalan bakteri terhadap antibiotik, maka berkonsultasilah dengan dokter dalam memutuskan apakah Anda memerlukan antibiotik. Penggunaan tanpa indikasi yang tepat justru dapat menimbulkan efek samping.

Referensi:
  1. Pappas DE, Hendley JO. The common cold. In Long: Principles and practice of pediatric infectious diseases, 3rd. Churchill Livingstone, 2008.
  2. Hendley JO. The common cold. In Goldman: Cecil Medicine, 23rd ed. Saunders, 2007.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

h2st

renunganku-video