Entri Populer

Senin, 20 Juni 2011

2014, Terancam Krisis Guru SD Dampak Kebijakan 1974

Selasa, 25 Januari 2011
KEBUMEN -- Kebijakan pemerintah yang dikeluarkan tahun 1974 terasa dampaknya mulai tahun depan. Kabupaten Kebumen terancam mengalami krisis tenaga pendidik atau guru, terutama untuk guru sekolah dasar (SD). Puncak krisis diprediksi terjadi mulai 2014.

Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
(Disdikpora) Kabupaten Kebumen Drs HM Priyono MMPd menjelaskan, ancaman krisis guru ini menyusul bakal terjadinya pensiun massal. Ini dampak dari pengangkatan massal tenaga guru SD yang dilakukan pemerintah pada tahun 1974 lalu. Saat itu proses pengangkatan guru memang dipermudah melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor I tahun 1974.

"Pengangkatan guru yang serentak di tahun itu, menyebabkan masa pensiun mereka juga bakal bersamaan. Asumsinya, guru tersebut diangkat pada usia 20 tahun dan pensiun pada umur 60 tahun," ujar Priyono, yang saat memberikan keterangan kemarin didampingi Kabid Tenaga Kependidikan Agus Septadi.

Dia menjelaskan, pensiun massal akan dimulai tahun depan dan puncaknya akan terjadi mulai tahun 2014 mendatang hingga 10 tahun kemudian. “Jika mengacu pada pengangkatan massal itu, maka otomatis akan terjadi pensiun massal pada tahun 2014,” ujar Agus Septadi yang juga ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Kebumen ini. Jika tak segera diantisipasi, dikhawatirkan dapat mengancam mutu pendidikan di Kebumen.

Menurut Agus Septadi, kondisi ini tidak hanya terjadi di Kabupaten Kebumen, tapi juga menyeluruh di seluruh Indonesia. Bahkan di Jawa Tengah diprediksi akan kekurangan sekitar 50 ribu guru akibat pensiun massal tersebut.

Bahkan dia mengaku mendapat informasi, dalam satu bulan jumlah guru pensiun ada yang mencapai mencapai 17 ribu sekaligus. "Tapi saya kurang paham bulan dan tahunnya,” ujar dia. Jika diamati, ujar Agus, krisis guru selalu dialami setiap 20 tahun sekali. Krisis guru pernah terjadi pasca peristiwa G30 S PKI, kemudian di era tahun 80-an juga terjadi krisis guru olahraga.

Dia menambahkan, hingga kini pihaknya masih mencari cara untuk mengatasi persoalan yang cukup pelik bagi dunia pendidikan Kebumen. Salah satu yang sudah dilakukan adalah dengan melakukan pendataan, baik guru SD yang akan pensiun maupun ketersediaan guru di wilayah Kebumen. Meski demikian dia tetap merasa khawatir akan terjadi kekosongan tenaga pengajar cukup besar.

"Apalagi belakangan ini pengangkatan guru PNS cuma mengandalkan rekruitment saja. Padahal jumlah perekrutan CPNS untuk formasi tenaga kependidikan tiap tahunnya tidak sebanding dengam jumlah PNS guru yang pensiun," ulasnya. Hal ini disebabkan kuota formasi perekrutan CPNS ditentukan oleh pemerintah pusat. Sebagai gambaran, pemerintah pusat hanya mengalokasikan formasi guru sebanyak 89 orang saja pada recruitment CPNS Kebumen tahun 2010 kemarin.

Kondisi ini diperparah dengan larangan mengangkat tenaga honorer guru untuk membantu kegiatan belajar mengajar di sekolah. “Kami berharap pensiun guru massal bisa segera diantisipasi dengan kebutuhan pengisian untuk pengangkatan guru baru. Karena itu pada recruitment 2013 mendatang, formasi guru hendaknya mendapat alokasi yang jauh lebih besar sehingga krisis guru bisa diatasi,” tandasnya. 

(has/sam/jpnn)/http://www.gtt-jombang.co.tv/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

h2st

renunganku-video