Entri Populer

Serba Serbi KTSP

PEMBELAJARAN MENULIS

A. Pentingnya Pembelajaran Menulis
”Buku adalah pengusung peradaban. Tanpa buku, sejarah menjadi sunyi, ilmu pengetahuan lumpuh, serta pikiran dan spekulasi mandek. (Barbara Tuchman dalam Hernowo, 2004).
Buku yang dibaca berjuta-juta orang untuk memperoleh beragam informanasi tentang kehidupan di alam raya ini adalah hasil karya para penulis yang menyerahkan hidupnya untuk menekuni salah satu keterampilan berbahasa ini. Tanpa mereka sulit dibayangkan apa yang akan terjadi di dunia ini, dunia ini mungkin masih tenggelam dalam kegelapan peradaban manusia, ilmu dan teknologi tidak akan pernah tersebar seperti yang disaksikan sekarang ini.
Dari pernyataan di atas mafhumlah kita betapa pentingnya keterampilan menulis ini diajarkan kepada peserta didik kita sejak ini. Ada beberapa keuntungan jika peserta didik kita menyenangi keterampilan ini. Pertama, peserta didik yang suka menulis pasti juga suka membaca. Kedua, perhatian peserta didik tidak lagi terpecah kepada hal-hal yang tidak bermanfaat, sebab seorang yang suka menulis, kegiatan utamanya hanya dua: kalau tidak menulis pasti ia membaca. Ketiga, secara teoretis, apa yang ditulis akan lebih lama tinggal di ingatan daripada apa yang telah dibaca. Dengan demikian para peserta didik yang rajin menulis dimungkinkan akan menjadi anak yang cerdas karena memiliki buku bacaan yang banyak dibandingkan dengan mereka yang malas menulis apalagi malas membaca pula.
Pembelajaran menulis merupakan keterampilan yang harus diajarkan secara dini, yaitu sejak mula pertama peserta didik bersentuhan dengan bahasa yang dipelajarinya. Hal ini dilakukan selain untuk memperkenalkan keterampilan ini lebih awal kepada peserta didik sehingga sejak semula mereka memiliki pengalaman menulis yang memungkinkan mereka secara bertahap menyukai keterampilan ini, juga untuk menjawab tuntutan zaman di mana kemampuan mengeksprikan ide-ide, gagasan dan atau pandangan secara tertulis amat diperlukan dalam pergaulan global.
Secara dini peserta didik sudah harus diberi kesempatan menuliskan apa telah dilihatnya, apa yang telah dikerjakannya, apa yang dirasakannya dan apa yang dipikirkannya. Tentu saja hal ini harus dilakukan secara bertahap, berangkat dari hal-hal yang dekat pada diri anak (here and now), dari hal-hal yang kongkrit yang dapat disaksikan secara langsung peserta didik. Secara perlahan, pembelajaran meningkat ke hal yang lebih jauh dan lebih abstrak. 
bersambung

renunganku-video