. Proses melepas sukma
Otak manusia merupakan organ tubuh yang sangat menakjubkan dan mempunyai kemampuan yang sangat luas. Manusia normal umumnya hanya menggunakan fungsi otaknya sekitar 2% saja, sedang 98% fungsi otak tidak dipergunakan. Salah satu fungsi otak yang tidak dipergunakan manusia umumnya yaitu kemampuan otak untuk dapat menjelajahi dimensi2 ruang dan waktu secara independen tanpa terikat dengan tubuh, tubuh sendiri tetap berfungsi secara normal. Inilah yang disebut dengan ESP (Extra Sensory Perception) / ngimpleng. Termasuk didalamnya kemampuan melepas sukma yang disebut juga Out Of Body Experience / Astral Projection / Near Death Experience, dll. Jadi proses melepas sukma bukan proses keluar ruh seperti yang disangka orang.
Di otak ada bagian yang bertugas seperti “Pengawas” yaitu bertugas mengatur dan mengawasi seluruh tubuh untuk bekerja sebagaimana mestinya walaupun kita sedang tertidur, khususnya untuk bagian2 tubuh autonom (bekerja sendiri) seperti proses metabolisme sel, kelenjar, jantung yang memompa darah ke / dari seluruh tubuh, paru2 yang menghisap 02 dan mengeluarkan C02, dll.
Ada lagi bagian otak (kelenjar Pituitary, kelenjar Hippothalamus) yang berfungsi seperti “Antenna”, yaitu mempunyai fungsi untuk memancarkan / menerima gelombang otak. Jadi sebenarnya otak kita itu jauh lebih hebat dari super komputer yang paling canggih. Bila otak kita dapat difungsikan lebih dari 5% kemampuannya, kita dapat menonton TV, mendengar radio, membaca dengan mata tertutup, membaca pikiran orang, menggerakkan benda dari jauh, dll, termasuk melepas sukma ini.
Dan ketika melepas sukma, bagian otak yang berfungsi seperti “Pengawas” dan “Antenna” ini berfungsi secara maksimal, sehingga pikiran dapat menjelajahi dimensi2 ruang dan waktu secara independen tanpa terikat dengan tubuh.
Hal2 yang perlu diperhatikan
Untuk setiap kali kita hendak melakukan melepas sukma, ada beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan, khususnya untuk pemula, yaitu:
1. Pikiran sebaiknya tenang, tidak tegang, stress, atau banyak pikiran. Semakin tenang pikiran, semakin mudah otak untuk bekerja.
2. Badan sebaiknya relax dan posisi tubuh dibikin senyaman mungkin. Kita bisa melepas sukma dengan berbagai posisi tubuh: bisa sambil berbaring, duduk, berdiri, dan bahkan sambil berjalan kalau perlu.
3. Bikinlah diri kita senyaman mungkin, misalnya hindari alas duduk/pembaringan yang menyakitkan.
4. Kita bisa melepas sukma dengan mata tertutup / terbuka, tapi untuk pemula sebaiknya dengan mata tertutup.
5. Buatlah suasana yang bikin diri kita tenang, hindari suasana yang bising, cuaca yang mengganggu, dll.
Bila kita sudah berpengalaman, semua hal diatas tidak lagi harus diperhatikan, bahkan dalam keadaan tertentu justru diperlukan hal2 yang berlawanan dengan hal2 diatas.
Cara2 Melepas sukma
Cara 1: “Visualisasi”
Cara ini disebut dalam dunia kedokteran barat dengan istilah “Lucid Dreams” (Mimpi yang terasa sangat nyata). Caranya adalah kita menvisualisasikan (membayangkan dengan senyata mungkin) bahwa “diri” kita keluar dari tubuh. Bayangkan diri yang berbentuk tubuh halus keluar dari tubuh fisik kita, seperti ulat keluar dari kepompongnya. Bayangkan dengan senyata mungkin dalam pikiran kita, bahwa tubuh halus kita benar2 berpisah dengan tubuh fisiknya.
Kemudian juga bayangkan senyata mungkin suasana sekitar kita, seakan-akan kita betul2 mempunyai tubuh halus yang sedang jalan2. Contohnya: jika di kehidupan nyata kita tahu ada gelas terletak diatas meja makan dirumah kita, coba bayangkan dan rasakan senyata mungkin, rasa tekstur dan kerasnya permukaan gelas itu.
Bayangkan sejelas dan senyata mungkin dalam pikiran kita, seakan2 kita memang benar2 sedang jalan2 dengan tubuh halus kita. Tapi harus diingat, yang saya maksud dengan membayangkan disini bukan mengkhayal !!!
Jangan sekali2 kita mencoba mengkhayal atau berimajinasi dengan hal2 yang tidak ada dalam kehidupan nyata ketika melepas sukma, karena nanti kita sulit membedakan apakah kita sedang benar2 melepas sukma atau sedang mengkhayal atau sedang mimpi ?!
Cara 2: “Self Sugestion / Hipnotis”
Cara ini dilakukan dengan mencoba untuk meyakinkan diri sendiri sekuat mungkin kita sedang melepas sukma, yaitu tubuh halus kita keluar dari tubuh fisik kita. Hal ini dilakukan dengan keinginan dan kemauan yang sangat kuat untuk memaksa tubuh melakukan melepas sukma. Contohnya: ucapkan berulang2 dalam hati: “saya sedang melepas sukma, saya sedang melepas sukma,….”
Juga bisa dilakukan dengan meminta bantuan teman untuk mencoba menghipnotis kita dengan teknik2 sederhana hipnotis / regresi.
Cara 3: “Perenggangan Otot”
Cara ini juga dilakukan oleh pendeta2 Lama di Istana Pothala, di Tibet untuk melepas sukma. Caranya adalah kita melakukan perenggangan otot secara bergantian pada tubuh. Pertama kita kejangkan otot2 tangan beberapa kali, lalu kita kejangkan otot2 lengan beberapa kali, lalu kita kejangkan otot2 badan (perut, dada, pungggung) beberapa kali, lalu kita kejangkan otot2 kaki beberapa kali, terus secara bergiliran kecuali kepala dan leher, dengan membayangkan kita melepas sukma. Lebih bagus lagi jika diiringi dengan menyalurkan tenaga dalam kebagian yang dikejangkan. Maksud dari perenggangan otot tubuh ini adalah untuk memberikan rangsangan ke otak agar tetap sadar secara penuh ketika tubuh tertidur.
Cara 4: “Mengalihkan Pikiran”
Cara ini dilakukan dengan mencoba untuk selalu mengalihkan pikiran kita agar kita tetap sadar sepenuhnya, dengan membiarkan tubuh kita tertidur. Setiap kali pikiran kita larut karena ngantuk, alihkan pikiran kita ke hal2 yang tetap membuat kita sadar. Contohnya: menggerakkan jari2 kita secara berulang2.
Cara 5: “Mengatur Napas”
Cara ini biasa dilakukan oleh fakir2
India dengan metode Yoga kundalini-nya. Caranya adalah atur napas yaitu tarik, tahan, dan hembus napas dengan ritme hitungan tertentu. Contohnya: menarik napas dengan 9 hitungan, lalu tahan napas 9 hitungan, kemudian hembus napas 9 hitungan juga. Lakukan berulang2 secara teratur dengan membayangkan kita melepas sukma. Dapat juga dilakukan dengan menutup sebelah lubang hidung secara bergantian.
Cara 6: “Menarik Sukma”
Cara ini sering dilakukan Kang Dicky ketika bersama2 murid2 HI dalam acara time travel bareng. Cara ini dilakukan dengan meminta bantuan teman yang sudah bisa melepas sukma untuk membuat kita mencapai keadaan melepas sukma (menarik sukma). Caranya adalah si teman itu melepas sukma dulu lalu dengan gelombang otaknya, si teman itu mempengaruhi gelombang otak kita supaya sama frekwensi gelombang otak kita dengan si teman itu. Caranya cukup dengan seakan2 si teman itu sedang menarik tubuh halus kita keluar dari tubuh fisik kita. Tapi kita harus memastikan dulu teman kita itu memang benar2 bisa melepas sukma.
Cara 7: “Tenaga Metafisik”
Cara ini dilakukan dengan menggunakan Tenaga Metafisik (TM) kita, jika TM kita cukup besar seperti anak HI, cukup dengan mengaktifkan ilmu melepas sukma dan dilakukan dengan konsentrasi sekuat2-nya, nanti dengan bantuan frekwensi energi TM tertentu, bisa membentuk gelombang otak kita mencapai keadaan melepas sukma .
Cara 8: “Tenaga Dalam”
Cara ini dilakukan dengan menggunakan Tenaga Dalam (TD) kita. Caranya adalah dengan menyalurkan TD sebanyak2-nya ke otak, lalu setelah otak terasa penuh dengan energi TD, kemudian aktifkan seluruh kemampuan otak kita sekuat2- nya.
Bila TD kita cukup besar nanti kita akan merasa bisa melihat, mendengar, membaui, dan merasakan suasana sekitar kita walaupun mata kita tertutup, bahkan jauh lebih jelas dari panca indra lahir, bahkan kita bisa merasakan pergerakan molekul tubuh seseorang.
Bila kita sudah mencapai keadaan ini, melakukan melepas sukma sudah mudah, tinggal di gerakkan saja “diri” kita keluar tubuh. Cara melepas sukma dengan TD ini merupakan cara yang paling bagus karena otak kita dapat bekerja secara maksimal.
Melepas Sukma
Tahap 1: Dimensi Transisi
Cara2 diatas akan membuat otak kita masuk ke tahap I dari melepas sukma. Kita akan merasa berada disuatu keadaan dimana kita tidak lagi bisa merasakan dan menggerakan tubuh sama sekali, tapi anehnya kita masih sadar sepenuhnya. Kita merasa seperti mengambang dalam dimensi yang aneh, gelap tanpa cahaya, dan tanpa ada pengaruh ruang dan waktu.
Ini adalah dimensi transisi antara dimensi manusia dengan dimensi2 lainnya, jadi semacam “pintu gerbang antar dimensi”. Setelah beberapa waktu kemudian biasanya mungkin akan muncul warna2 berkilauan atau bunyi2 aneh seperti bunyi dengungan, musik indah, dll.
Pernah juga suatu saat saya ketika berada dalam keadaan ini, saya mendengar suara percakapan kakak dengan jelas, yang setahu saya sedang tidur disebelah saya, dan suara kakak saya itu tidak masuk lewat telinga tapi langsung masuk ke otak saya, dan ternyata suara itu adalah gelombang otak kakak saya yang sedang bermimpi. Hal ini menunjukkan dalam keadaan ini, otak kita sangat peka terhadap pengaruh luar, contohnya mimpi2 yang jadi kenyataan juga disebabkan kondisi ini.
Tahap 2: Memisahkan tubuh halus dengan tubuh fisik
Setelah memasuki dimensi transisi, kita dapat mengeluarkan pikiran kita secara mandiri, tanpa terikat dengan tubuh lagi. Caranya, kita langsung saja mengeluarkan “diri” kita dengan pikiran kita, dapat langsung tubuh membelah dua, atau keluar lewat bagian tubuh seperti ubun2, seperti ulat keluar dari kepompongnya.
Biasanya kita dapat melihat semacam pancaran cahaya berkilauan dibagian tubuh yang “diri” kita keluar. Proses “keluar”nya biasa2 saja, tidak terasa sakit, tapi kadang2 terasa ada sedikit perasaan tertarik / tertekan di kepala bagian belakang / ubun2. kalau sudah biasa, terasanya seperti kita buka baju saja.
Tahap 3: Tubuh menjadi dua
Setelah “diri” kita keluar dari tubuh, kita akan merasa aneh, karena tubuh kita menjadi dua, dan kita tidak lagi menggunakan tubuh fisik yang biasanya kita gunakan. Sebagai gantinya kita akan mempunyai semacam tubuh halus yang terbuat dari energi, tapi saya sendiri tidak tahu tubuh halus ini termasuk energi apa, karena sifatnya yang berbeda. Kadang2 terasa aneh juga melihat tubuh fisik kita berbaring diluar diri kita. Saya ingat ketika pertama kali melepas sukma, saya merasa shock, saya pikir sudah mati, tapi yah kalau sudah biasa, yah nggak takut lagi.
Tubuh halus yang kita punya mempunyai semacam benang energi yang menghubungkan tubuh fisik dan tubuh halus, dan benang ini karena berbentuk energi maka dapat menghubungkan tubuh halus dengan tubuh fisik untuk jarak yang jauh. Benang energi ini disebut orang dengan “rantai perak” seperti yang tertulis di Bible. Ada yang mengatakan kalau tubuh kita berubah posisi atau keadaannya, atau benang energi ini diputuskan, kita akan mati, tapi hal ini menurut saya tidak benar, karena melepas sukma adalah proses kegiatan otak.
Membuat Hologram tiga dimensi Tubuh Halus
Bagaimana bentuk tubuh halus itu? Berdasarkan pengalaman, tubuh halus ini sebetulnya berbentuk kumpulan energi, dan kumpulan energi ini dapat berbentuk seperti yang kita inginkan / pikirkan, tergantung dari pikiran kita, tapi umumnya menyerupai tubuh fisik kita.
Terkadang orang tidak dapat melihat tubuh halus kita, karena itu jika kita ingin orang dapat melihat tubuh halus kita, caranya yaitu kita mengeluarkan semua energi (TD / TM) yang kita punya, lalu dengan pikiran / gelombang otak kita fokuskan dan padatkan energi ini yang nanti akan membentuk wujud yang dapat dilihat (bahkan mungkin dapat difoto).
Dan nanti tubuh halus kita terlihat seperti nyata sekali, dan jauh lebih jelas terlihatnya dari hologram di film Star Wars. Tapi dalam praktek, hati2 untuk menunjukkan tubuh halus karena orang2 dapat ketakutan ketika melihat tubuh halus kita yang dapat muncul dan hilang dalam sekejap mata, dan kadang suka disangka hantu. Makanya sering kita dengar cerita tentang Kyai2 di desa yang suka terlihat berada di dua tempat secara bersamaan, satu didesa satu lagi di Mekkah misalnya.
Tahap 4: Jalan2
Setelah pikiran kita dapat bergerak bebas tanpa terikat tubuh lagi, kita dapat jalan2 ketempat manapun yang kita ingin, walaupun jaraknya jauh, karena gelombang otak kita dapat bergerak cepat sekali melebihi kecepatan cahaya.
Berbeda dengan gelombang elektromagnetik atau cahaya, yang masih terpengaruh oleh medan gravitasi dan jarak, gelombang otak tampaknya tidak terlalu terpengaruh dengan medan gravitasi dan jarak, bahkan dapat menembus dimensi2 ruang dan waktu. NASA pernah berhasil melakukan eksperimen telepati, antara dua orang subyek percobaannya (1 orang bertugas Pemancar, 1 orang lagi bertugas penerima) dan eksperimen ini dilakukan dari jarak ratusan ribu km dari bumi dalam pesawat ulang-alik Apollo
.Bagaimana cara untuk pergi ke tempat orang / tempat yang kita inginkan? Caranya kita harus melacak dulu orang / tempat yang kita tuju dengan gelombang otak kita.
Prinsip dasar melacak orang / tempat dengan gelombang otak
Ini adalah prinsip dasar dari ESP / ngimpleng, seperti kita ketahui semua materi di alam semesta mempunyai susunan kandungan atom dan molekul yang berbeda2, dan karena itu setiap materi mempunyai semacam kode sandi “DNA”-nya, jadi yang namanya kode sandi DNA itu tidak hanya dalam tingkat sel2 tubuh mahluk hidup saja, tapi bahkan sampai ke tingkat paling dasar dari alam semesta yaitu atom.
Nah, karena setiap materi mempunyai kode sandi DNA yang berbeda2 maka, gelombang otak kita tinggal mencari / melacak materi yang mempunyai kode sandi DNA yang mirip dengan materi yang kita cari. Jadi seperti program search / find di komputer.
Semakin lengkap data yang kita punya maka semakin mudah kita mencari orang / tempat yang kita tuju dan jika datanya tidak lengkap nanti kita akan salah sasaran, contoh kita ingin mencari Kang Dicky, kita tinggal melacak dengan gelombang otak dengan data informasi nama: “Dicky Zainul Arifin”, dengan wajah begini, tubuh begini, sifat begitu, dll, nanti otak akan mencari sendiri materi yang cocok dengan data2 Kang Dicky ini, jika tidak lengkap, misalnya cuma nama saja: ”Dicky”, maka nanti akan bisa salah orang karena yang namanya Dicky itu ada jutaan orang.
Bagaimana terasanya ketemu materi yang dicari? Nanti di otak, terasa seperti perasaan “klik” ketika ketemu materi yang dicari dan kita bisa menscan DNA atau susunan molekulnya, tapi hal ini terutama untuk orang yang sudah bisa membaca buku dengan mata tertutup. dan tentu saja hal ini didukung dengan kemampuan otak yang bagus, bila otak kita sudah bagus, bahkan kita bisa melacak sampai dengan kode genetik DNA / susunan materi atom2-nya, tapi yah minimal kita sudah bisa membaca buku dengan mata tertutup dengan lancar dulu.
Setelah ketemu orang / tempat yang dituju kita tinggal melanjutkan mau apa, dan saya sarankan ketika jalan2 ini kita mengingat hal2 yang kita temui waktu melepas sukma, nanti setelah tidak lagi melepas sukma, kita cocokkan dengan kenyataan di kehidupan nyata, sehingga kita bisa mengecek apakah kita benar2 melepas sukma atau sedang ngekhayal / mimpi. Misal: kita melihat teman lagi membaca buku Harry Potter hari senin jam 9 pagi ketika kita melepas sukma, nanti tanyakan ke teman itu apa benar hari dan jam itu teman kita sedang baca buku Harry Potter, atau tidak.
Cara masuk ke alam jin
Biasanya setelah “pikiran” kita keluar dari tubuh fisik, kita sudah bisa berhubungan dengan alam jin, dan kita bisa melihat jin2 dalam bentuk aslinya, dan bisa masuk alam jin dan terkadang jin2 itu bisa melihat “diri” kita atau bisa juga tidak.
Dan saya sarankan untuk berhati2 atas gangguan dan tipuan jin, jika kita melepas sukma. Gangguan jin itu bisa seperti mereka menakuti2 kita dengan bentuk2 seram, atau malah menyerang kita, karena itu pertahanan diri itu tetap perlu (minimal tahanan TM).
Tapi yang paling berbahaya itu adalah tipuan jin, jin itu sering memata2i diri kita dan selalu berusaha menyesatkan manusia, contohnya jin sering mengaku2 menjadi orang suci / keluarga yang sudah meninggal, atau mempengaruhi otak kita sehingga kita tertipu dengan gambaran2 / pemikiran2 yang menyesatkan, atau bisa juga menipu kita seakan2 kita melepas sukma padahal bukan, dll.
Karena itu untuk bisa menghindari tertipu / diganggu jin kita harus punya TD dan kemampuan otak yang bagus untuk melacak kebenarannya.
Cara Melakukan kontak fisik dengan benda2
Inilah bagian yang paling sulit dari melepas sukma, sehingga jarang ada orang yang bisa melakukan kontak fisik dengan benda ketika melepas sukma, karena membutuhkan konsentrasi pikiran yang bagus juga didukung energi tubuh (TD/TM) yang cukup.
Cara untuk melakukan kontak fisik dengan benda ketika melepas sukma, adalah bangkitkan dulu seluruh energi tubuh (TD dan TM) kita, kumpulkan dan padatkan energi itu sampai puncaknya, lalu dengan gelombang otak, energi itu difokuskan untuk melakukan hal2 yang kita inginkan.
Kita bisa menggerakkan benda2 (telekinetis), bisa memukul orang, bahkan bisa menghancurkan benda keras, kalau energi TD kita cukup. Pernah saya memukul teman secara perlahan ketika saya melepas sukma, dan teman saya itu bilang ke saya bahwa tadi malam ia merasa dipukul orang ketika berada dikamarnya sendirian, dikiranya yang mukul itu hantu.
Hal inilah yang menyebabkan banyak pendekar / dukun di pedalaman2 terpencil melakukan tarung jarak jauh tanpa pergi ke tempat lawan. Caranya mereka melepas sukma ketempat lawan lalu membuat hologram tiga dimensi tubuh halusnya (tubuh halus mereka dapat terlihat seperti nyata), sehingga masing2 dapat melihat lawan didepannya seperti nyata. Dan mereka tinggal mengirim ilmu2 dan energi kelawan dan tubuh fisik masing2pun dapat merasakan gempuran ilmu / energi lawan, sehingga bisa muntah darah, hangus, bahkan mati, dll.
Ini juga merupakan rahasia kenapa orang2 yang dalam keadaan trance / tidur berjalan dapat melakukan hal2 yang aneh seperti dapat menembus dinding, jalan diatas air, dll, karena keadaan otak / frekwensi gelombang otak mereka hampir sama dengan orang2 yang melepas sukma.
Cara Time Travel
Time Travel adalah perjalanan antar waktu, disini kita bisa bergerak mundur kemasa lalu atau maju ke masa depan. Yang akan saya bahas disini, yaitu time travel dengan gelombang otak bukan dengan tubuh fisik karena untuk time travel dengan tubuh diperlukan energi yang sangat besar sekali, saya belum sanggup untuk itu, masih jauh sekali, mungkin Kang Dicky yang bisa menjelaskan.
Tahap 1: Terowongan Lubang Cacing (Worm Hole)
Untuk Time Travel, caranya tidak terlalu beda dengan melepas sukma caranya kita masuk ke dimensi transisi dulu, setelah itu biasanya kita tersedot / tertarik dengan sangat kuat ke suatu pusaran dimensi yang akan menarik kita masuk kedalamnya. Jadi yang dimaksud dengan terowongan bukan terowongan atau pipa yang kita kenal sehari2 tapi adalah pusaran dimensi yang terasa memanjang seperti terowongan.
Pusaran dimensi ini disebut oleh ahli fisika, Stephen Hawking, dengan nama “Worm Hole” (Lubang Cacing), dinamakan demikian karena besar ukurannya yang sangat kecil (ukurannya bisa lebih kecil dari besar atom) dan mungkin hanya bertahan kurang dari sepersekian detik saja. Worm Hole ini merupakan “jalan pintas antar dimensi ruang dan waktu”.
Pusaran Dimensi ini akan menyedot kita dengan cepat dan diujung “terowongan” kita akan dilemparkan masuk kedalam dimensi lain bisa dimensi ruang atau dimensi waktu, tergantung sifat worm hole ini. Sehingga worm hole ini dapat dipakai untuk jalan pintas ke tempat yang jauh, atau pergi ke waktu yang lain.
Bagaimana kalau kita tidak tertarik / tersedot ke pusaran dimensi tsb? Yah, bikin sendiri worm hole itu, caranya bangkitkan seluruh energi tubuh kita (TD/TM) lalu dengan gelombang otak, energi ini difokuskan dan ditembakkan ke satu titik dengan sangat cepat. Nanti, kita akan menembus worm hole ini, dan terkadang saking cepatnya suka nggak terasa bahwa kita menembus worm hole.
Cara masuk ke waktu yang dikehendaki
Nah, sekarang bagaimana mengatur untuk masuk ke waktu yang dikehendaki dengan sengaja? Sebelumnya saya jelaskan bahwa setiap waktu ternyata mempunyai dimensi sendiri, yang saling berhubungan. Bahkan sampai ke satuan waktu yang terkecil-pun mempunyai dimensinya sendiri.
Setiap dimensi waktu ini juga mempunyai semacam karakteristik dan ciri khas masing2 yang berbeda2, tergantung materi2 apa saja yang terlibat maupun kejadian2 beruntun yang terjadi di waktu itu. Sehingga dimensi2 waktu ini mempunyai semacam kode sandi “DNA”-nya juga. Jadi bila kita ingin masuk ke waktu tertentu kita harus melacak dengan hal2 yang ada kaitannya dengan waktu tsb.
Contohnya, bila kita ingin melacak kejadian 11 September 2002 ketika 2 pesawat terbang menabrak gedung WTC, New York, kita harus melacak dengan data2: 2 pesawat terbang menabrak gedung, lokasi WTC-New York, tanggal 11 bulan 09 tahun 2002, dll. Semakin lengkap data yang kita punya semakin baik, karena jika tidak lengkap nanti bisa salah sasaran, misal kita hanya memakai data pesawat terbang menabrak gedung saja, nanti kita malah kesasar tahun 1987 dimana ada pesawat terbang menabrak gedung di Cina, atau misalnya salah waktunya walau beda 1 hari.
Dan berdasarkan pengalaman saya, semakin jauh jarak waktu yang dituju dengan waktu sekarang, atau untuk melacak waktu yang datanya sedikit, semakin sulit dan membutuhkan energi yang semakin banyak. Oleh karena itu untuk time travel saya sarankan energi TD harus cukup banyak, kalau tidak, nanti bisa terputus di tengah jalan (kecapaian).
Dan terkadang kita bisa berkali2 tertarik masuk dan terlempar keluar worm hole, dalam sekali time travel. Untuk time travel dengan gelombang otak ini tidak sebahaya jika dibanding time travel dengan tubuh fisik, jika terhenti, yah ulang aja lagi dari awal, jadi nggak usah takut.
Sekian saja tulisan saya, mohon maaf jika ada kesalahan, dan mohon Akang / Teteh sekalian jangan langsung mempraktekkan cara2 diatas yang saya buat ini, tapi di analisa dulu dengan baik, jika dirasa bagus dan cocok silahkan dicoba tapi jika dirasa jelek dan menyesatkan yah ngga usah dilakukan, dan jangan marah2,…:))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
h2st