Sejujurnya ketika di mayapada ini aku mengharapkan sebuah rasa takut yaitu takut pada ketakutan itu sendiri tanpa harus tahu bahwa aku telah beragama ...tanpa harus tahu bahwa aku telah beragama. Menilik itu semua aku bingung seberapa besar sih...aku menghargai agama?
Lalu ketika orangtuaku sakit, terbaring lunglai aku cuma melihat pembaringannya. Tidak melihat sosok yang sakit itu. Mereka dan beliau-beliau sakit dan nyaris tak bermakna. Semua satu dalam kehendak menyiasati pembaringan dan mencari jalan keluar atas empat pembaringan itu. Aku dan mungkin (lagi-lagi) semuanya tidak faham..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
h2st